Diseminasi MGBK SMP Kota Bukittinggi Tentang 7 Jurus BK Hebat. Oleh Jhoni Eka Putra, S.PdI Guru BK SMP Negeri 5 Kota Bukittinggi.
BUKITTINGGI, blknnews.com - 10 Oktober 2025 — Komitmen pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik semakin nyata di lapangan. Hari ini, puluhan Guru Bimbingan dan Konseling(BK) yang tergabung dalam Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) se-Kota Bukittinggi menggelar kegiatan diseminasi dengan tema "7 Jurus BK Hebat Jaga Konsistensi".
Program yang diluncurkan oleh Direktorat Guru PendidikanMenengah ini dinilai sebagai terobosan strategis untuk mentransformasi peran Guru BK dari sekadar "polisi sekolah" menjadi fasilitator dan pendamping utama perkembangan holistik murid dan menjadikan layanan BK sebagai bagian integral dari budaya sekolah yang menguatkan seluruh ekosistem pendidikan untuk melahirkan Generasi Emas yang berkarakter, berdaya, dan siap bersaing.
Menurut Elqaimah Amka selaku Ketua MGBK Kota Bukittinggi yang juga terpilih mengikuti pelatihan fasilitator nasional yang diadakan di Jakarta pada 24 – 27 Juni 2025 lalu. Diseminasi ini diimplementasikan dengan cara OJL (On-the-Job Learning).
Setelah itu juga diadakan pelatihan fasilitator daerah yang dilaksanakan di Padang diikuti 5 orang guru yang tergabung dalam MGBK SMP Kota Bukittinggi yakni Tuti Yamila Sari Dewi (SMP N 6 Bukittinggi), Bobi Tourist Yusra (SMP N 3 Bukittinggi), Jon Efri (SMP N 1 Bukittinggi), Yurnita (SMP N 8 Bukittinggi) dan Whina Mutia (SMP N 7 Bukittinggi).
"7 Jurus BK Hebat" adalah panduan transformatif bagi parapendidik untuk mendampingi murid secara menyeluruh, mengubah peran Bimbingan dan Konseling menjadi pusat pengembangan potensi. Diawali dengan jurus pertama, KenaliPotensi, guru harus memetakan bakat dan minat unik setiap murid sebagai fondasi. Setelah itu, murid diajarkan Kelola Emosi, keterampilan penting untuk memahami perasaan diriagar tercipta keseimbangan mental.
Kemampuan ini diperkuatoleh jurus ketiga, Tumbuhkan Resiliensi, yang membentuk mental baja, melatih ketahanan agar murid tidak mudah menyerah pada tantangan. Agar perubahan ini melekat, jurus keempat menekankan Jaga Konsistensi; membangun kebiasaan positif dan berkesadaran dalam kegiatan sehari-hari. Sementara itu, untuk kehidupan sosial, guru mengarahkan murid untuk Jalin Koneksi melalui komunikasi empatik, dan yang tak kalah penting, mendorong Bangun Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Puncak dari semua upaya ini adalah jurus ketujuh, Menata Situasi. Ini adalah upaya kolektif untuk memastikan seluruh lingkungan sekolah benar-benar aman, nyaman, dan menggembirakan, menjadikan sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah tumbuh yang ideal bagi setiap generasi hebat.
Program ini menekankan bahwa pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab sebagian unsur saja. Tetapi pendidikan merupakan tugas bersama baik guru, orang tua, lingkungan dan pemerintah. Dengan adanya kerjasama tersebut maka tujuan pendidikan nasional akan tercapai dan generasi emas yang diwacanakan pemerintah pada tahun 2045 akan terwujud. (Rd)
