Mengharumkan Nama Negara Dan Daerah, Siswa SMAN 4 Bukittinggi Siap Berlaga di Japanese Speakers' Forum 2025 di Bangkok.
BANGKOK, THAILAND, blknnews.com – The Japan Foundation bekerja sama dengan Kamenori Foundation kembali menyelenggarakan program tahunan bergengsi, Japanese Speakers' Forum (JSF) 2025, di Bangkok, Thailand, pada tanggal 10 hingga 15 Oktober 2025.
Forum ini menjadi wadah strategis bagi siswa dan guru bahasa Jepang setingkat SMA/SMK/MA untuk tidak hanya mengasah kemampuan berbahasa Jepang mereka tetapi juga mengembangkan keterampilan abad ke-21 (4C: Critical Thinking, Creativity, Collaboration, and Communication), yang sejalan dengan implementasi Pembelajaran Mendalam.
Indonesia mengirimkan empat perwakilan siswa terbaik, salah satunya adalah Joshua Shelo, siswa kelas XII .F 1 dari SMAN 4 Bukittinggi. Tiga perwakilan siswa lainnya berasal dari sekolah-sekolah di wilayah Jawa. Keberhasilan Joshua menjadi satu-satunya perwakilan dari luar Jawa menunjukkan potensi dan kualitas pendidikan bahasa Jepang yang merata di Indonesia.
Untuk bisa berpartisipasi dalam forum internasional ini, Joshua dan perwakilan lainnya telah melalui serangkaian proses seleksi yang ketat. Seleksi dimulai sejak bulan April dengan tahap penyeleksian Esai dan Video. Tahap puncak seleksi diakhiri dengan Wawancara pada tanggal 14 Mei 2025.
Selain lolos seleksi, para siswa terpilih juga diwajibkan menyelesaikan beberapa tugas yang bersifat pra-kegiatan sebagai bagian dari persiapan menuju forum utama. Hal ini bertujuan untuk memastikan peserta datang dengan bekal pengetahuan dan kesiapan optimal.
Japanese Speakers' Forum 2025 kali ini berfokus pada isu global yang mendesak: permasalahan sampah. Sebanyak 24 siswa dari enam negara, yaitu Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, akan berkolaborasi dan berdiskusi menggunakan bahasa Jepang.
"Tugas utama kami di forum adalah untuk mempresentasikan bagaimana pandangan kami mengenai masalah sampah dan menawarkan solusi yang inovatif," ujar Joshua.
Melalui diskusi mengenai isu nyata seperti sampah, program ini mempraktikkan model pembelajaran Kurikulum Merdeka, di mana siswa didorong untuk berpikir kritis, berkolaborasi lintas budaya, dan berkomunikasi secara efektif untuk mencari penyelesaian masalah di kehidupan nyata.
Selain menjadi ajang diskusi akademik, JSF 2025 juga merupakan panggung bagi pertukaran budaya. Dalam rangkaian kegiatan, para siswa akan memiliki kesempatan untuk menampilkan dan mengenalkan budaya daerah masing-masing, serta budaya Indonesia secara keseluruhan kepada peserta dari negara lain.
Pada kesempatan lain Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, dalam keterangannya menyampaikan rasa bangga atas terpilihnya Joshua.
“Ini adalah pencapaian luar biasa, tidak hanya bagi Joshua secara pribadi, tapi juga untuk sekolah dan Sumatera Barat. Kegiatan ini memberikan pengalaman internasional yang sangat berharga.”, jelas Walikota.
Partisipasi dalam forum ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kompetensi bahasa Jepang para siswa tetapi juga membentuk mereka menjadi duta bangsa yang mampu menjalin persahabatan serta pemahaman antarbudaya.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata implementasi pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan global dan karakter siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan di era modern. (Hengki Refegon).
