DPW AGPAII Sumbar Hadiri Yudisium PPG PAI Batch-2 Tahun 2024 di UIN Syeikh M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Sebanyak 510 Guru PAI Dikukuhkan Sebagai Guru Profesional.
BUKITTINGGI, blknnews.com — Sebanyak 510 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari berbagai daerah di Sumatera Barat mengikuti prosesi yudisium Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch-2 Tahun 2024 yang digelar di Aula Student Center UIN Syeikh M. Djamil Djambek Bukittinggi, Kamis (26/6/2025). Acara ini menjadi momentum bersejarah, menandai pengukuhan para guru PAI sebagai guru profesional yang siap menjalankan tugas dengan standar kompetensi nasional.
Rektor UIN Syeikh M. Djamil Djambek dan para pejabat yang hadir turut memberikan apresiasi serta harapan agar para lulusan PPG dapat menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan, membawa semangat moderasi, toleransi, dan kepedulian sosial dalam praktik pembelajaran mereka.
Yudisium ini turut dihadiri oleh jajaran Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPW AGPAII) Provinsi Sumatera Barat. Hadir Ketua DPW AGPAII Sumbar Rimelfi, S.Pd.I., MM., MA, Sekretaris DPW Fifi Risanti, S.Ag., M.Pd, serta para Ketua DPD AGPAII dari kabupaten/kota seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Pasaman, dan Sijunjung.
Dukungan lintas sektor terlihat dari kehadiran Wakil Ketua BAZNAS Provinsi Sumatera Barat Buya H. Nurman Agus, perwakilan Kanwil Kemenag RI, Dinas Pendidikan Provinsi, serta unsur pemerintah daerah dari Pasaman, Sijunjung, Pesisir Selatan, hingga Solok.
Dalam sambutannya, Ketua DPW AGPAII Sumbar Rimelfi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung suksesnya pelaksanaan PPG, khususnya kepada UIN Syeikh M. Djamil Djambek Bukittinggi atas keberhasilan meluluskan 100% peserta PPG tahun ini.
“Yudisium ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan baru sebagai guru profesional. Mari terus tingkatkan kapasitas dan dedikasi sebagai pendidik yang mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman,” ujar Rimelfi.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh guru PAI untuk melakukan transformasi dalam pendekatan pembelajaran agama, salah satunya dengan mengadopsi konsep deep learning dan pembelajaran bermakna yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan keislaman. Ia juga menyampaikan pentingnya keterbukaan terhadap inovasi, termasuk pendekatan eco-theology atau teologi ramah lingkungan sebagaimana diamanatkan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
“Kurikulum dan pembelajaran harus disampaikan dengan hati. Jika dari hati, insyaAllah akan sampai ke hati siswa,” tegas Rimelfi. Dirinya juga menekankan pentingnya pendekatan spiritual dan humanis dalam pengajaran PAI.
Dengan terselenggaranya yudisium ini, sebanyak 510 guru PAI kini resmi menyandang gelar sebagai guru profesional. Ini merupakan langkah penting dalam memperkuat mutu pendidikan agama Islam di Sumatera Barat, sejalan dengan upaya nasional untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan berkarakter rahmatan lil ‘alamin. (Hengki Refegon).