Pemkot Bukittinggi Peduli Pendidikan Berkeadilan, 1.846 Siswa Dapat Seragam Gratis.
BUKITTINGGI, blknnews.com – Bertempat di halaman Balai Kota Bukittinggi, Kamis siang, 11 September 2025, ratusan pasang mata menyaksikan momen penting. Wali Kota Ramlan Nurmatias secara simbolis menyerahkan paket seragam sekolah gratis kepada siswa baru.
Acara berlangsung khidmat, disaksikan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) , kepala sekolah, guru dan para orang tua yang tampak antusias.
Program seragam sekolah gratis ini bukan sekadar seremoni tahunan. Bagi Ramlan, inilah salah satu program unggulan yang sejak awal masa jabatannya bersama Wakil Wali Kota Ibnu Asis telah dipersiapkan matang. “Ada 1.846 pelajar kelas I SD yang menerima paket seragam sekolah gratis. Semua sekolah kita berikan, baik negeri maupun swasta,” ujar Ramlan dalam sambutannya.
Pemerintah Kota Bukittinggi menganggarkan Rp2,8 miliar dari APBD 2025 untuk program ini. Setiap siswa menerima satu paket lengkap berisi baju putih merah, sepatu, dan tas. Nilainya mencapai Rp560 ribu per anak. “Kami ingin memastikan tidak ada anak yang terhalang sekolah hanya karena seragam,” kata Ramlan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Herriman, menegaskan program ini selaras dengan visi pembangunan Bukittinggi Gemilang, Berkeadilan, dan Berbudaya. Menurutnya, distribusi seragam dilakukan merata, dengan melibatkan pelaku usaha konveksi lokal. “Kami pastikan semua siswa kelas I SD mendapatkannya, dan tahap berikutnya akan menyusul untuk siswa SMP,” katanya.
Program ini bukan hanya sekadar bantuan sandang bagi siswa. Forkopimda yang hadir sepakat menyebutnya sebagai investasi jangka panjang dalam mencetak generasi cerdas dan berdaya saing. Pemerintah bahkan berencana memperluas program sosial di bidang pendidikan dengan membagikan kacamata gratis bagi siswa yang mengalami gangguan penglihatan, bekerja sama dengan GAPOPIN dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia.
Dengan langkah ini, Bukittinggi menegaskan diri sebagai kota perjuangan, budaya dan wisata yang tak hanya merawat warisan sejarah, tetapi juga menyiapkan masa depan lewat pendidikan yang inklusif dan berkeadilanberkeadilan. (Hengki Refegon).