Musyawarah KKG PAI SD Bukittinggi, Menuju Arah Baru Guru Menyongsong Bukittinggi Gemilang.
BUKITTINGGI, blknnews.com – Suksesi kepemimpinan Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar Kota Bukittinggi resmi memasuki babak baru. Di tengah derasnya arus perubahan dan kompleksitas tantangan pendidikan, guru-guru PAI berikhtiar mengukir arah baru: bukan sekadar hadir dalam forum rutin, melainkan turut membidani lahirnya gagasan-gagasan besar untuk transformasi pendidikan Islam di kota Jam Gadang.
Musyawarah KKG PAI yang digelar pada Kamis, 31 Juli 2025, di Aula SD Negeri 03 Pakan Kurai, berlangsung demokratis dan terbuka melalui sistem e-voting berbasis WhatsApp. Sebanyak enam kandidat diusulkan dalam forum—Riski Umardi, Nauval Mihar Ramadhan, Heru Firma Doni, Reni Fitria Ningsih, Yusnita Rahma Yenni, dan Mira Silvia.
Hasil akhir menunjukkan Riski Umardi memperoleh suara terbanyak dan ditetapkan sebagai ketua terpilih periode 2025–2030. Dua nama lain yang turut menempati posisi strategis adalah Nauval Mihar Ramadhan sebagai sekretaris dan Reni Fitria Ningsih sebagai bendahara.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pengawas PAI SD, Syahniar, M.Pd, yang turut menyaksikan semangat demokrasi dan sinergi yang mengemuka di antara para guru.
Dalam pidato perdananya, Riski Umardi menyampaikan apresiasi atas amanah yang diberikan. Ia menegaskan komitmennya untuk membawa KKG PAI sebagai ruang kolaboratif dan strategis dalam menyokong visi “Bukittinggi Gemilang”.
“Program-program yang akan kami susun ke depan, bukan hanya kegiatan seremonial. Kami ingin memastikan bahwa KKG menjadi wadah peningkatan kompetensi guru secara utuh—baik kompetensi pedagogik, profesional, sosial, maupun spiritual,” ujar Riski.
Penyusunan program kerja dijadwalkan pada 21 Agustus mendatang. Riski menekankan pentingnya arah kerja yang relevan dengan kebutuhan zaman dan selaras dengan kebijakan pendidikan nasional dan daerah.
Namun di balik semangat musyawarah, tersirat pula harapan dan kritik yang membangun dari para guru. Seorang guru PAI yang enggan disebutkan namanya menuturkan, arah baru kepemimpinan KKG dan jajaran pengurus mesti diisi oleh guru guru yang tak hanya loyal secara kehadiran, tapi juga kaya ide dan mampu membaca arah zaman.
“Sekadar rajin hadir belum tentu punya gagasan,” katanya berseloroh, namun dengan nada serius.
Ia menambahkan, susunan pengurus KKG idealnya terdiri dari figur-figur yang memiliki semangat inovasi, komitmen kebersamaan, dan kompetensi merumuskan program yang berdampak langsung pada kualitas pembelajaran agama di kelas.
Kehadiran KKG PAI SD Bukittinggi ke depan diharapkan tidak sebatas sebagai entitas administratif, melainkan sebagai motor perubahan. Forum ini diyakini mampu menjadi lokomotif dalam mencetak generasi yang unggul tak hanya dalam akademik, tapi juga dalam spiritualitas dan akhlak.
Kota Bukittinggi dengan visinya yang gemilang menanti kontribusi konkret dari para guru PAI. Momentum musyawarah kali ini menjadi penanda kebangkitan: saatnya guru PAI melangkah bersama, membangun peradaban dari ruang kelas, dengan arah baru yang bernas, membumi, dan bercahaya. (Hengki Refegon).