Walikota Bukittinggi Buka KKG dan MGMP Guru PAI Serta Alokasikan Dana 100 Jt Untuk PPG Tahun 2025
BUKITTINGGI, BLKNNEWS.COM - Gabungan para Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat TK, SD, SMP, SMA, dan SMK se-Kota Bukittinggi melaksanakan kegiatan pembukaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kamis, (25/01/2025), bertempat di Aula SMA Negeri 1 Kota Bukittinggi.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Bukittinggi yang diwakili oleh Staf Ahli bidang Pemerintahan Hukum, (Drs Jhoni), Ketua DPRD Kota Bukittinggi (H.Syaiful Effendi, Lc, M.A), Kepala Kementerian Agama Kota Bukittinggi (H. Eri Iswandi, M.A) dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I Sumatera Barat diwakili (Fadlizal, M.Pd), Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi diwakili Kabid PKPMP (Masri, S.Pd, M.Pd), Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah se kota Bukittinggi, serta para tamu undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia acara, Jonnedi Apriwal Gusti, mengawali penyampaian nya bahwa kegiatan ini, merupakan langkah awal untuk menjalin kebersamaan dan kekompakan di antara guru-guru PAI di Kota Bukittinggi. Dikatakannya, KKG dan MGMP ini bukan hanya sebagai forum diskusi profesional, tetapi juga menjadi wadah untuk memperkuat solidaritas dan sinergi di antara para guru PAI dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah," Jelasnya.
Lebih lanjut Jonnedi juga mengungkapkan harapan besar para guru-guru PAI dihadapan para tamu undangan, bahwa bagi yang belum mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dapat segera diberi kesempatan melalui bantuan dana dari pemerintah daerah atau melalui dana pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Kota Bukittinggi.
"Kami berharap perhatian pemerintah daerah terus ditingkatkan, khususnya untuk mendukung guru-guru PAI yang belum bersertifikasi agar bisa segera mengikuti PPG, sehingga kualitas Pendidikan Agama Islam di Kota Bukittinggi semakin unggul, harapnya.
Beriringan dengan itu, Kacabdin Wilayah 1 Sumbar yang diwakili Fadlizal, dalam sambutannya menekankan bahwa guru profesional harus selalu belajar, mengubah diri, dan berkolaborasi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2005. Seorang guru profesional tidak hanya berhenti pada apa yang sudah diketahui, tetapi harus senantiasa meningkatkan kompetensinya, membuka diri untuk belajar hal baru, dan berkolaborasi dengan sesama. Ini adalah syarat utama untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang terus berkembang,” ungkap Fadlizal di hadapan para guru PAI yang hadir.
Selain itu, Fadlizal juga mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi kode etik guru dalam menjalankan tugas. Ia menekankan bahwa guru harus menjadi teladan yang baik, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. “Kode etik guru adalah pedoman yang harus dipegang teguh. Jangan sampai ada pelanggaran, karena guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Integritas guru adalah pondasi utama dalam membangun kepercayaan siswa dan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga berharap agar kegiatan KKG dan MGMP PAI ini dapat menjadi momentum bagi guru-guru PAI untuk terus memperbarui pengetahuan dan membangun sinergi dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di sekolah.
Pernyataan Fadlizal ini disambut positif oleh para peserta yang hadir, sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan profesionalisme dalam mengajar. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan kode etik, para guru PAI diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal bagi kemajuan pendidikan di Kota Bukittinggi.
Kepala Kementerian Agama Kota Bukittinggi, H. Eri Iswandi, M.A dalam sambutannya menyampaikan bahwa pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaui Kementerian Agama berkomitmen untuk menuntaskan masalah sertifikasi guru PAI yang hingga kini masih menumpuk.
"Jumlah guru PAI yang masih menunggu sertifikasi sangat besar, mencapai 625.481 orang di seluruh Indonesia. Untuk Kota Bukittinggi sendiri, masih ada sekitar 109 guru PAI yang telah lulus pretest namun belum mendapatkan panggilan untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG)," ujar Kepala Kemenag.
Eri Iswandi juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi untuk mendukung pelaksanaan PPG. Pada tahun 2024, sebanyak 12 guru PAI berhasil mengikuti PPG melalui dana anggaran pemerintah kota, sementara 23 lainnya dibiayai melalui dana pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Kota Bukittinggi.
Namun demikian, beliau menegaskan bahwa percepatan proses sertifikasi ini membutuhkan perhatian lebih. "Kami berharap kepada Ketua DPRD dan Pemerintah Kota Bukittinggi agar dapat membantu mempercepat proses PPG bagi guru-guru PAI ini. Kepada siapa lagi kami mengadu, kalau bukan kepada Ketua DPRD dan Walikota," ungkapnya penuh harap.
Selain membahas sertifikasi, Kepala Kemenag juga mengingatkan para guru PAI untuk mempersiapkan pembelajaran selama bulan Ramadan. "Guru-guru PAI harus merancang desain pembelajaran keagamaan yang relevan dan kreatif selama bulan Ramadan agar momen ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membentuk karakter Islami siswa," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bukittinggi H. Syaiful Effendi, Lc, M.A, juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, guru, dan masyarakat dalam mendukung pendidikan yang berbasis nilai-nilai keislaman. “Guru PAI memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia dan mampu bersaing di era globalisasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut H. Syaiful menyampaikan kabar gembira untuk guru PAI Kota Bukittinggi yang belum terpanggil PPG sebagai jawaban dari aspirasi yang disampaikan oleh guru PAI, bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kota Bukittinggi, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah menganggarkan alokasi dana sebesar Rp 100 juta untuk pembiayaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan.
Ketua DPRD Kota Bukittinggi menyampaikan bahwa alokasi dana ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan profesionalisme guru PAI. "Peningkatan kompetensi guru PAI adalah prioritas, mengingat peran penting mereka dalam membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, anggaran ini kami siapkan untuk mendukung pelaksanaan PPG dalam jabatan bagi guru PAI di Kota Bukittinggi," ujarnya.
Selain itu, Ketua DPRD juga berharap agar dana tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di sekolah. "Kami ingin memastikan bahwa pendidikan agama di Kota Bukittinggi dapat terus maju dan menjadi teladan bagi daerah lain. Guru-guru yang profesional dan kompeten adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut," tambahnya. Alokasi dana sebesar Rp 100 juta ini akan digunakan untuk mendukung proses PPG.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi melalui Kabid PKPM yang dihubungi awak media ini, menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat membantu guru PAI yang belum memiliki sertifikasi untuk memperoleh kualifikasi yang dibutuhkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Bagaimana teknis pelaksanaannya menunggu regulasi dari Kementerian Agama”, ujar Masri.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari para guru PAI di Kota Bukittinggi. Mereka merasa terbantu dan optimis bahwa dukungan dari pemerintah akan memberikan dampak signifikan terhadap pengembangan karier dan peningkatan kesejahteraan mereka. Dengan adanya dukungan pemerintah melalui alokasi anggaran ini, diharapkan kualitas pendidikan agama Islam di Kota Bukittinggi dapat terus meningkat, seiring dengan terciptanya guru-guru yang lebih profesional dan berdaya saing.
Kemudian, Walikota Bukittinggi yang diwakili oleh Drs. Jhoni dalam sambutannya sekaligus membuka acara KKG dan MGMP Guru PAI secara resmi, menekankan pentingnya peran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter siswa.
“Pendidikan agama Islam adalah fondasi penting bagi pembentukan karakter siswa" Ungkapnya.
Dengan adanya KKG dan MGMP, diharapkan para guru dapat lebih inovatif dan profesional dalam melaksanakan tugasnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Drs. Jhoni juga menambahkan bahwa kegiatan seperti KKG dan MGMP tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi ilmu dan pengalaman, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan solidaritas di antara para guru. "Kekompakan dan kolaborasi antar guru sangat diperlukan agar tujuan pendidikan agama Islam dapat tercapai secara optimal," tambahnya.
Drs. Jhoni berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik dalam hal peningkatan kualitas pendidikan agama Islam di Kota Bukittinggi maupun dalam pembentukan generasi muda yang berkarakter Islami. "Kompetensi guru yang terus meningkat adalah kunci utama untuk mencetak generasi yang cerdas, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman," pungkasnya.
Dengan apresiasi dan dukungan penuh dari pemerintah, kegiatan KKG dan MGMP PAI ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi guru-guru PAI untuk terus belajar dan berkembang, demi kemajuan pendidikan agama di Kota Bukittinggi.
Dengan terlaksananya pembukaan KKG dan MGMP PAI ini, diharapkan para guru PAI di Kota Bukittinggi dapat terus meningkatkan kompetensi profesional mereka, sehingga mampu memberikan kontribusi maksimal dalam membangun generasi muda yang cerdas dan berkarakter Islami. (Hengki Refegon).