Kepedulian serta Solidaritas PGRI Kota Bukittinggi Untuk Bencana Hidrometeorolgi Salareh Aie.
BUKITTINGGI, blknnews.com, - Ketika bencana Galodo melanda Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumbar pada akhir November lalu yang mengakibatkan Nagari tersebut porak-poranda serta memakan korban nyawa, harta benda warga, lebih parahnya membuat rasa aman warga jadi terganggu karena, cuaca ekstrem masih mengintai, sewaktu-waktu bencana Galodo (Banjir Bandang) susulan bisa saja melanda secara tiba-tiba.
Melihat kondisi tersebut, Solidaritas dari PGRI Kota Bukittinggi juga turut menunjukkan empatinya kepada warga terdampak bencana Hidrometeorolgi di Nagari Salareh Aia, Sabtu, (20/12/2025).
Rasa empati dan kepedulian PGRI Kota Bukittinggi terhadap warga terdampak, terlihat pada saat penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga di Nagari Salareh Aia berbentuk sembako, kebutuhan sandang yang layak, serta berbagai bantuan lain yang dibutuhkan warga pascabencana, senilai Rp25 juta.
Ketua Umum PGRI Kota Bukittinggi, melalui Wakil Ketua PGRI Kota Bukittinggi Anton Hilman, S.Pd., M.Pd., mengatakan bantuan itu merupakan hasil gotong royong kolektif keluarga besar guru di Bukittinggi dan keikutsertaan masyarakat sipil dalam merespons kondisi krisis yang dialami oleh masyarakat tertimpa musibah bencana.
“Bantuan ini mencapai sekitar Rp25 juta. Perolehannya berasal dari partisipasi, donasi, dan kepedulian luar biasa seluruh Pengurus Ranting, para kepala sekolah, hingga rekan-rekan guru anggota PGRI Kota Bukittinggi,” ujar Anton Hilman yang juga menjabat sebagai Kepala SDN 08 Tarok Dipo saat dikonfirmasi blknnews.
Ia menegaskan, aksi kemanusiaan tersebut tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran negara, melainkan sebagai respons atas kebutuhan mendesak warga terdampak Galodo. “Kami berharap bantuan ini bisa sedikit meringankan beban warga dan membantu mereka kembali menata kehidupan sehari-hari,” katanya.
Dalam konteks Palembayan, bencana Galodo tidak hanya menyisakan kerusakan fisik, tetapi juga memperlihatkan kerentanan sosial masyarakat nagari. Pada titik inilah, peran komunitas—termasuk organisasi profesi seperti PGRI—menjadi penting untuk membantu negara dalam penanganan pasca bencana.
Anton Hilman menyebutkan bahwa nilai utama dari bantuan tersebut bukan semata angka, melainkan semangat kebersamaan. “Semoga setiap kebaikan yang diberikan dicatat sebagai amal jariyah dan dibalas Allah SWT dengan pahala berlipat serta keberkahan rezeki,” ujarnya.
Penyaluran bantuan ke Nagari Salareh Aia turut dihadiri sejumlah pengurus PGRI Kota Bukittinggi, di antaranya Mulyadi, S.Pd ,Wakil Ketua PGRI Kota Bukittinggi sekaligus Kepala SDN 07 Belakang Balok; Kepala SDN 02 Aur Kuning Rahmad Fuad S.Pd ; Guru SDN 07 Belakang Balok Indra Jaya.S.Pd serta Femela Guru SD Perwari.
Di Palembayan, bantuan PGRI ini menjadi pengingat bahwa penanganan bencana bukan semata urusan prosedural negara. Ketika solidaritas warga bergerak, yang hadir bukan hanya bantuan logistik, tetapi juga pesan moral: pemulihan adalah kerja bersama. Negara tetap memegang tanggung jawab utama, namun masyarakat sipil—termasuk para guru juga harus ikut hadir dan berempati. (Hengki Refegon).


