SD Negeri 07 Belakang Balok Peringati HGN dan HUT PGRI ke-80 di Tengah Cuaca Ekstrem Sumatera Barat.
BUKITTINGGI, blknnews.com — Hujan deras yang mengguyur Sumatera Barat selama tiga hari terakhir tidak menyurutkan langkah sekolah-sekolah di Kota Bukittinggi untuk memperingati Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun PGRI ke-80. Meski cuaca ekstrem memicu banjir dan longsor di sejumlah wilayah, semangat peringatan tetap terjaga, sejalan dengan tema nasional tahun ini: “Guru Bermutu Indonesia Maju: Bersama PGRI Wujudkan Indonesia Emas.”
Di SD Negeri 07 Belakang Balok, peringatan HGN dan HUT PGRI ke-80 dilaksanakan dalam suasana sederhana namun tetap khidmat. Tanpa panggung besar atau seremoni panjang, kegiatan berlangsung dengan mengedepankan esensi penghormatan terhadap guru sebagai pilar pendidikan bangsa.
Pesan Menyentuh Kepala Sekolah: Hadiah Terbesar bagi Guru adalah Adab Peserta Didik
Kepala SD 07 Belakang Balok, Mulyadi, S.Pd, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PGRI Kota Bukittinggi, menyampaikan amanat yang sarat makna di hadapan peserta didik. Dengan tutur lembut namun penuh penekanan, ia menyampaikan bahwa penghargaan terbesar bagi seorang guru tidak hadir dalam bentuk materi ataupun perayaan yang meriah, tetapi dalam perilaku santun para murid.
“Menyapa dengan sopan, tersenyum tulus, dan mengucapkan ‘terima kasih, Bu’, ‘terima kasih, Pak’. Serta belajar dengan sungguh-sungguh—itulah hadiah terbesar bagi kami,” ucap Mulyadi dalam amanatnya.
Ia menambahkan, momentum peringatan HGN seharusnya menjadi penggerak bagi peserta didik untuk meningkatkan kedisiplinan, kepedulian, dan etika dalam keseharian di lingkungan sekolah.
Mulyadi juga menitipkan pesan jangka panjang kepada para peserta didik. Ia berharap ketika mereka kelak mencapai keberhasilan, mereka tidak melupakan guru yang pernah membimbing mereka di masa kecil.
“Jika suatu saat kalian berhasil, datanglah kembali menemui guru kalian yang mungkin nanti sudah tua dan pensiun. Itulah bentuk penghormatan sejati,” ujarnya.
PGRI: HGN Harus Menjadi Momentum Refleksi Pendidikan Nasional
Sementara itu, Guru PJOK SD 07 Belakang Balok sekaligus Pengurus PGRI Kota Bukittinggi, Indra Jaya, S.Pd, menegaskan pentingnya menjadikan peringatan HGN dan HUT PGRI ke-80 sebagai ruang refleksi. Menurutnya, peringatan ini tidak boleh dibatasi sebagai seremoni tahunan semata.
“Peringatan HGN bukan hanya agenda seremonial atau pemberian penghargaan kepada kepala sekolah, pengawas, atau guru berprestasi. Jauh lebih penting dari itu, ini adalah saat yang tepat bagi guru dan organisasi PGRI untuk mengevaluasi perjalanan pendidikan dan memperkuat komitmen mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa tema besar HGN tahun ini harus dipahami sebagai mandat moral bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk memastikan kualitas guru terus meningkat, dan proses pembelajaran berlangsung relevan dengan tantangan zaman.
Peringatan yang Menegaskan Keteguhan Guru
Di tengah guyuran hujan yang tidak kunjung mereda, suasana peringatan HGN dan HUT PGRI ke-80 di SD Negeri 07 Belakang Balok justru menghadirkan pesan kuat: semangat guru tidak pernah padam. Meskipun cuaca ekstrem melanda, komitmen terhadap pendidikan tetap teguh, menunjukkan bahwa dedikasi para guru telah melampaui batas ruang dan keadaan.
Peringatan sederhana yang dilaksanakan sekolah tersebut menjadi pengingat bahwa inti dari penghormatan terhadap guru bukanlah pada kemegahan perayaan, tetapi pada upaya menjaga martabat profesi dan memperkuat hubungan antara guru dan peserta didik. Dalam suasana dingin akibat hujan yang tak henti, pesan-pesan itu justru terasa lebih hangat dan menguatkan.
Peringatan HGN di SD Negeri 07 Belakang Balok semakin hangat dengan kehadiran Komite Sekolah yang turut serta dalam acara tersebut. Sebagai bentuk apresiasi terhadap para guru, komite menghadirkan kue ulang tahun khusus untuk menyemarakkan perayaan HGN dan HUT PGRI ke-80.
Kejutan tersebut menjadi momen mengharukan sekaligus membahagiakan. Para guru yang hadir tampak tersenyum ketika kue dibawa masuk, sebagai simbol penghargaan dan rasa hormat dari orang tua peserta didik atas dedikasi para pendidik. Suasana sederhana berubah menjadi penuh keakraban dan kekeluargaan, menggambarkan eratnya hubungan antara sekolah, guru, dan masyarakat. (Hengki Refegon).


