-->
News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Lomba Bertutur Jilid 2 di Bukittinggi: Menghidupkan Kembali Napas Kepahlawanan dari Ranah Minang.

Lomba Bertutur Jilid 2 di Bukittinggi: Menghidupkan Kembali Napas Kepahlawanan dari Ranah Minang.


BUKITTINGGI, blknnews.com - Upaya merawat ingatan kolektif bangsa kembali digelorakan di Kota Bukittinggi. SD Negeri 10 Sapiran kembali menghelat Lomba Bertutur Jilid 2 tingkat Kota Bukittinggi, Kamis, 30/10/2025.

Lomba ini menjadi sebuah panggung bagi narasi sejarah dan nilai perjuangan, yang dituturkan oleh siswa siswi dari berbagai SD di Bukittinggi. Lomba tahunan ini mengusung tema Pahlawan , sebuah tema yang meneguhkan peran historis Ranah Minang dalam perjalanan republik ini. 

Wakil WaliKota Bukittinggi, H. Ibnu Asis, S.TP secara resmi membuka kegiatan lomba ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa gelaran kegiatan ini lebih dari sekadar ajang berlomba—melainkan bagian dari upaya strategis menjaga dan merawat ingatan sejarah. “Bertutur tentang pahlawan Sumatera Barat tentu tidak sekadar lomba, tapi bagaimana nilai-nilai kepahlawanan tetap hidup bagi generasi muda Bukittinggi. Jangan melupakan sejarah. Sumatera Barat melahirkan tokoh-tokoh pendiri negara ini,” ujar Ibnu Asis, menekankan urgensi merawat nasionalisme di tengah arus globalisasi budaya.

Seremoni pembukaan juga dihadiri oleh Kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kota Bukittinggi bersama dengan Kabid kebudayaan , koordinator pengawas sekolah, kepala sekolah. Hadir juga Camat ABTB, ninik mamak dan tamu undangan lainnya. 

Puluhan siswa dari berbagai SD di Kota Bukittinggi tampak antusias mengikuti lomba. Kostum adat, properti tradisional, hingga intonasi bertutur khas Minangkabau menjadi warna tersendiri di panggung kecil yang menjelma menjadi ruang refleksi sejarah. Nama-nama besar seperti Mohammad Hatta, Tan Malaka, Agus Salim, Rasuna Said, dan Siti Manggopoh, kembali mengalun—seolah menyapa kembali anak-anak bangsa yang menjadi pewaris nilai juang mereka.

Kepala SD Negeri 10 Sapiran, Desnawati, SPd,SD, menegaskan bahwa kegiatan ini lahir dari kesadaran akan pentingnya menanamkan karakter sejak dini. “Bertutur adalah bagian dari budaya Minangkabau. Melalui cerita, kita mewariskan nilai. Lomba ini bukan hanya menghadirkan cerita pahlawan, tetapi menumbuhkan rasa bangga, keberanian, serta kecintaan terhadap budaya dan bangsa,”

Lebih lanjut Desnawati, S.Pd menyampaikan  bahwa “Bukittinggi merupakan kota kecil yang mampu melahirkan tokoh pendiri bangsa yang besar dan sangat dikenal. Selain itu Bukittinggi juga banyak meninggalkan tempat tempat bersejarah yang meninggalkan histori dan jejak perjuangan para tokoh dalam memperjuangkan berdiri tegaknya negara berdaulat yaitu negara Indonesia yang kita cintai ini”

“Oleh karena itu maka kami SD Negeri 10 Sapiran merasa perlu untuk mengenang kembali bagaimana perjuangan dari parapendiri bangsa ini dapat diingat oleh generasi penerus bangsa melalui lomba Bertutur ini bagi siswa siswa SD se Kota Bukittinggi ini. Mudah mudahan apa yang dituturkan oleh penutur penutur perwakilan sekolah ini dapat mengingatkan kitasemua bagaimana perjuangan dari para tokoh dalammemperjuangkan negeri ini dan meneladani sikap sikap daripara tokoh” ujarnya.

Senada dengan itu, Ketua Panitia, Nuryanis , S.Pd, Gr, menyampaikan bahwa lomba bertutur bukan sekadar kontestasi kemampuan berbicara, melainkan ruang pendidikan karakter yang konkret. “Anak-anak tidak hanya menghafal cerita, mereka belajar makna perjuangan, keberanian, dan keteladanan. Ini investasi moral untuk masa depan,” 

Nuryanis juga menyampaikan bahwa lomba ini bertujuan untuk  menelusuri  kembali jejak sejarah para pahlawan, memperdalam wawasan siswa tentang sejarah serta mendukung Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan. Selain itu, lomba ini juga meningkatkan kemampuan literasi siswa khususnya melalui Bertutur.

Di tengah dinamika era digital, ketika generasi muda lebih akrab dengan gawai dibanding buku sejarah, kegiatan seperti ini menjadi oase pendidikan karakter. Bukittinggi—kota bersejarah yang menjadi saksi kelahiran proklamator bangsa—tampaknya kembali menggaungkan identitasnya sebagai kota perjuangan dan pendidikan.

Jika dahulu pahlawan berjuang dengan pena, pemikiran, dan pengorbanan, hari ini generasi muda Bukittinggi belajar berjuang melalui kata, cerita, dan kesadaran sejarah. Sebuah pengingat halus bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tak pernah kehilangan memori perjuangannya. 

Dan di halaman SD Negeri 10 Sapiran, ingatan itu kembali disuarakan—melalui suara-suara kecil yang membacakan kisah besar. Mereka tidak hanya bertutur; mereka sedang membangun masa depan dengan merekatkan kembali sejarah yang mungkin perlahan-lahan mulai kabur di mata zaman.

Hasil lomba Bertutur Jilid 2

Setelah rangkaian penampilan yang penuh penghayatan, dewan juri yang dipimpin oleh Ubaidillah Al Anshori bersama Trisno Edward dan tim akhirnya menetapkan para pemenang dari 28 orang peserta . Seanna Gyove Inara dari SDN 04 Birugo berhasil keluar sebagai juara pertama, memukau juri dengan artikulasi yang tajam dan daya interpretasi kuat terhadap kisah pahlawan.

Posisi juara kedua diraih oleh Muhammad Varhan dari SDN 04 Garegeh, sementara Naywa Aira dari SDN 11 BAP menempati juara ketiga. Keduanya dinilai mampu menyampaikan narasi sejarah dengan kekuatan emosi yang terjaga dan penguasaan materi yang matang.

Untuk kategori harapan, Syalika Anindya Putri dari SDN 03 Pakan Labuah meraih Harapan I, disusul Zakia Khazanah Ariva dari SDIT Syahiral Ilmi sebagai Harapan II, dan Jihan Puti Ramadhani—juga dari SDN 03 Pakan Labuah—mendapat predikat Harapan III. 

Prestasi para peserta ini bukan semata daftar nama juara, melainkan penanda bahwa tradisi literasi lisan, kemampuan bertutur, dan kecintaan pada sejarah masih tumbuh subur di tengah generasi muda kota perjuangan ini. Ketika panggung ditutup, bukan hanya para pemenang yang pulang membawa kebanggaan; seluruh peserta membawa pulang api kecil kesadaran—bahwa menjadi penerus bangsa bukan hanya tentang menghafal sejarah, tetapi menghidupkannya. (Hengki Refegon).

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama